Riwayat Pendirian

Embrio YAYASAN GRIYA MALAIKAT (HOME OF ANGEL) dirintis oleh Th. Angelic Dolly Pudjowati sejak tanggal 23 Nopember 1969 di Purwokerto, Jawa Tengah. Ia memperhatikan dan menyapa gelandangan gila di sekitar Lapangan Porka, Kali Bodas, Pasar Pon dan Pasar Wage termasuk yang sering mangkal di depan rumahnya, Jalan Jendral Sudirman nomor 2 Purwokerto dan berkembang ke kota lain. Namun Akta Pendirian Yayasan baru dibuat tahun 2008 di Tangerang.

Ketika berusia 9 tahun, ia melihat Untung Suwito (ayah) menyapa dan menenangkan Ratem (gelandangan gila), yang sering duduk di kursi sopir bus TARUNA JAYA milik ayahnya. Sejak itu ia mulai merasa tertarik memperhatikan orang stress terlantar, gelandangan gila dan yang putus asa. Goresan mendalam yang indah juga dirasakan ketika Sri Rejeki (ibunya) mengikuti langkahnya dalam memberi makan orang gila bernama Dondang, Ratem, Terong Bosok, Darso, Benhur, Daldiri, Rampen, Tusah dan Ujang. Di bangku SMP, ia mulai menyadari kharisma dan intuisi menolong orang stress. Ia memperhatikan teman yang menderita karena kekejamam ibu tiri. Ia bertekad membaktikan diri secara penuh bagi orang stress, lansia, sakit, miskin dan terlantar. P. Rekso Wardojo MSC (alm) yang menolong gadis depresi, ikut meneguhkan tekadnya. Dengan berjalan kaki atau mengayuh sepeda, ia mengunjungi teman-teman yang bermasalah di desa Kalibogor, Bale Kambang, Bantarsoka, Karang Sempu, Rejasari, Pasar Pon, Kober, Pasar Manis, Sawangan, Pereng, Pasar Pekih, Pancurawis, Situmpur, Karang Anjing, Kedung Benda, Brubahan, Glempang, Kebon Dalem, Pasar Wage, Kejawar Sidaboa, hingga Rawalo.

Tanggal 20 Nopember 1977, ia mulai tinggal di Perumahan PTB Duren Sawit Blok P6 nomor 12A, Jakarta Timur. Dengan cita-cita luhur, ia merintis dan mendirikan Komunitas Psikiantri DERMAGA HATI untuk menolong orang miskin, kesepian, frustasi, depresi, sakit jiwa, tersisih, terlantar, ingin bunuh diri serta gelandangan gila. Kegiatan hari itu diawali dengan menolong gadis depresi berkacamata silindris dan minus (-9) di Kampung DERMAGA, Klender, Jakarta.

Tanggal 9 April 1979, P. Gerald Elling SCJ (alm) mendukungnya dalam menolong gadis yang melakukan percobaan bunuh diri di daerah Tanjung Lengkong, Jakarta Timur. Ia semakin merasakan intuisi dan kharisma mendekati orang yang memerlukan perhatian, stress dan bermasalah, lalu merintis dan mendirikan BIRO KONSULTASI PRIBADI KAUM MUDA di kompleks Poliklinik ST. Antonius, Jakarta Timur.

Tahun 1981, ia banyak mengunjungi, memberi perhatian dan menyuapi pasien-pasien sakit jiwa, gelandangan gila, pasien kritis, stress karena disfungsi seksual, OCD, Parkinson, orang cacat, lansia kesepian, penderita penyalahgunaan obat, pengguna narkotik, penderita alkoholik, buruh kecil dan kelompok marginal lainnya. Ia juga memperhatikan kasus aborsi, kenakalan remaja, membina relawan dan membantu pihak lain yang inigin melayani penderita depresi, orang stress dan gelandangan gila dengan segala ketulusan dan kerendahan hati melalui Kotbah Tanpa Kata yaitu tindakan peduli kasih secara nyata. Ia memprioritaskan pelayanan BOS (Bakal Orang Stress) yang dikategorikan CRYING FOR HELP (ingin bunuh diri).

Juni tahun 1984, ia mulai memprioritaskan orang stress, gelandangan gila dan gelandangan sekarat. Pelayanannya meliputi wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bakauheni dan daerah Sumatra termasuk menolong orang stress yang dikurung di kamar terkunci daerah perkotaan dan orang gila yang dipasung di pedesaan, pedalaman daerah transmigrasi dan lereng gunung.

Tahun 1992-1993, ia memperhatikan lansia dan gelandangan di tempat-tempat umum di sekitar Kowloon dan Hong Kong Side.

Sejak 27 Mei 2006, P.Yoseph Amirullah SCJ memberi dukungan spiritual dan teladan yang berharga bagi pengembangan pelayanan psikiatri. Dan melalui teriakan Icha tanggal 28 Juni 2006, komunitas ini berganti nama menjadi Komunitas Psikiatri DERMAGA LARAS HATI, didukung Haji Sumarwan, Kris, Atun, Giono.

Tanggal 11 Desember 2007, ia mendapat Piala Penghargaan dari Bimas Kristen Departemen Agama Republik Indonesia sebagai RATU ESTER yang anggun, serasi, sopan, memiliki kepekaan dan jiwa tanggap sosial yang tinggi. Piala Penghargaan tersebut diterimakan melalui Ibu Fauzi Bowo dengan dukungan Perempuan Kristiani Indonesia dan Ibu Tiurlan H.

Tahun 2008, orang stress yang ditolong makin meningkat, maka perlu tambahan relawan dan upaya efektifitas pelaksanaan admionistratif di lapangan, melalui Pendirian Yayasan.

Share this post!

Bookmark and Share